Sabtu, 07 Januari 2017

Keputusan Terbaru, Nelayan masih Boleh Gunakan Cantrang, Ini Syaratnya


Tolak Larangan Cantrang, Ratusan Nelayan Rembang dan Jepara Demo di depan kantor Gubernur Jateng, Selasa 3 Januari 2017 
 TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Kementerian Kelautan dan Perikanan kembali memberikan perpanjangan penggunaan alat tangkap cantrang selama 6 bulan terhitung mulai 3 Januari 2017
Selama itu, nelayan masih diperbolehkan menKementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah kembali memberikan perpanjangan penggunaan alat tangkap cantrang selama enam bulan terhitung mulai 3 Januari 2017. Penggunaan cantrang dengan catatan harus membuat pernyataan untuk bersedia mengganti alat tangkapnya.
Plt Dirjen Tangkap KKP, M Zulficar Mochtar saat hadir dalam dialog antara Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dengan masyarakat nelayan di Pelabuhan Perikanan Pantai Klidang Lor Batang, Batang, Klidung Lor, Batang, Rabu (4/1/2017), mengungkapkan, penambahan waktu tersebut tertuang melalui Surat Edaran (SE) KKP yang intinya memberikan jeda waktu enam bulan khusus untuk pendampingan dan asistensi pada nelayan.
"Sehingga semua bisa beralih ke alat tangkap ramah lingkungan. Maka kami harap enam bulan yang masih ada, alat tangkap yang dilarang bisa beralih," kata Zulficar.
SE nomor B.I/SJ/PL.610/I/2017 itu ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sarief Wijaja pada 3 Januari 2017.
Zulficar mengungkap sejumlah hal berkait isi SE tersebut, yaitu membentuk kelompok kerja penanganan penggantian alat tangkap ikan yang melibatkan perikanan di daerah dan pusat serta pihak terkait dari BUMN, Bank, HNSI, untuk duduk bersama supaya pendampingan berjalan baik.
Kemudian, membantu fasilitasi akses pendanaan dan pembiayaan melalui perbankan dan lembaga keuangan non bank yang membantu mendampingi.
"Sehingga yang butuh modal bisa difasilitasi, meski selama ini ada ratusan yang sudah dapat melalui BRI akan coba didorong terus. Jadi akses pendanaan baik bank maupun non bank nanti akan didorong," katanya.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo bersama ribuan warga Cilacap kerja bakti bersih-bersih Teluk Penyu, Kamis (10/11)


Selanjutnya, SE itu juga berisi, merelokasi daerah penangkapan ikan. Sebab area tangkap di daerah pantura sudah sempit selain itu jumlah ikan juga menurun, pendapatan ikan menggunakan cantrang juga menurun. Terdapat 11 area lokasi yang menurut KKP dalam dua tahun ini ada peningkatan jumlah ikan cukup besar.
"Tahun 2014 jumlah ikan di laut kita ada 7,3 juta ton dan tahun 2015 mencapai 9,93 juta ton. Maka kita mendorong merelokasi lokasi tangkap cantrang ke Natuna, dan lainnya. Ada 300 kapal lebih masih muat di sana. Kalau ada yang mau silakan daftar," katanya.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengatakan, nelayan di Batang ini adalah yang pertama menerima informasi adanya perpanjangan tersebut. Ia berharap informasi ini bisa dibagikan ke nelayan lain di berbagai daerah di Jateng dan daerah lain di Indonesia.
"Perbankan nanti saya yang urusi. Perindo juga siap membantu. Pemprov juga akan membantu. Pusat sudah membantu, tugas saya adalah mengoordinsikan agar ini berjalan," katanya.(*)

Sumber : http://jateng.tribunnews.com/2017/01/04/kabar-gembira-buat-nelayan-terkait-penggunaan-cantrang-ini-syaratnya

Jumat, 30 Desember 2016

PENGGUNAAN ALAT PENANGKAPAN IKAN RAMAH LINGKUNGAN UPAYA MELINDUNGI SUMBER DAYA IKAN DI LAUT

PENDAHULUAN

Terbitnya Peraturan Menteri Kelautan dan PerIkanan NO. 02 TAHUN 2015 yang melarang penggunaan alat tangkap Pukat hela (Trawls) dan alat tangkap Pukat tarik (Seine Nets) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia merupakan gerakan kesadaran Pemerintah melalui menterinya Ibu Susi Pujiastuti kepada masyarakat luas untuk lebih serius memanfaatkan, menjaga, dan mengelola sumberdaya alam laut yang memiliki potensi besar yang terkandung didalamnya.
Pemanfaatan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia tentunya harus dikelola secara bertanggung jawab yaitu dengan pemberantasan Ilegal fishing (isu Illegal Fishing), Kewajiban melaporkan hasil tangkapan ikan (isu Unreport Fishing) yang diperoleh dari wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia, penataan regulasi atau Pengaturan jalur jalur penangkapan, maupun jenis alat bantu penangkapan ikan, ukuran mata jaring, penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan (isu Unregulated Fishing) perlu dibenahi:

JENIS ALAT PENANGKAPAN IKAN RAMAH LINGKUNGAN  
           Terdapat pada PERMEN KP NOMOR PER.42/MEN/2014 Tentang Jalur Penangkapan ikan, Alat Penangkapan ikan dan Alat Bantu Penangkapan:  
1. Pasal 7: Alat penangkap ikan jaring lingkar (Surrounding nets) untuk ikan    
     Pelagis terdiri dari :
a. Jaring lingkar bertali kerut (with purse seine/ purse seine) atau pukat cincin
b. Jaring lingkar tanpa tali kerut (without purse seine/ purse seine)
yang menggunakan satu kapal atau dua kapal pada saat melakukan operasi penangkapan ikan untuk menangkap ikan pelagis kecil maupun ikan pelagis besar



2. Pasal 10: Alat Penangkap ikan penggaruk (dredges)    
     untuk jenis kerang kerangan:

a. Penggaruk berkapal (boat dredges) yang menggunakan kapal
b. Penggaruk tanpa kapal (hand dredges) yang tidak menggunakan kapal

3. Pasal 11: Alat Penangkap ikan jaring angkat (lift nets) pengoperasiannya    
   dengan mengangkat jaring untuk menangkap ikan pelagis kecil:
a. Anco (portable lift nets)
b. Jaring angkat berperahu (boat operated lift nets) bagan apung, boke ami
C. Bagan tancap (shore operated stationary lift nets) bagan dengan bangunan ditancapka di laut

4. Alat Pengnangkap ikan berupa alat yang dijatuhan atau diterbarkan
     (falling gear) Untuk menangkap ikan diperairan dangkal:
a. Jala dijatuhkan berkapal (cast nets)
b. Jala Tebar ( falling gear not specified)
5. Pasal 13: Alat Penangkap ikan jaring insang (gillnets and entangling nets)  
   untuk menangkap ikan pelagis:
a. Jaring insang tetap (set gillnets (anchored))                    
b. Jaring insang hanyut (driftnets)
c. Jaring insang lingkar (encircling gillnets)
d. Jaring insang berpancang (fix gill nets (on stakes))
e. Jaring insang berlapis (trammel nets) untuk menangkap ikan dasar dan udang
f. Combined gillnets trammel net
6. Pasal 14: Alat Penangkap ikan perangkap (traps)
   untuk menangkap ikan dasar, kepiting:
a. Stationary uncovered pound, berupa set net
b. Bubu (pots)
c. Bubu bersayap (fike nets)
d. Stow nets (pukat labuh, ambai, togo)
e. Barriers, fences, weirs, berupa   Sero
f. Perangkap ikan peloncat (aerial traps)
g. Muro ami
h. Seser       

7. Pasal 15: Alat Penangkap ikan pancing (hooks and lines) yang menggunakan tangan  atau alat bantu untuk menarik pancing untuk menangkap ikan dasar dan ikan pelagis:

a. Handlines and pole-lines/hand operated)
b. Handlines and pole-lines /mechanized
c. Rawai dasar (set longlines)
d. Rawai hanyut (drifting longlines)
e. Tonda (trolling lines)                                                                                   
f. Pancing layang layang
8. Pasal 16: Alat penangkap ikan berupa alat penjepit dan melukai
   (grapping and wounding):

a. Tombak (harpoons)                                         
b. Ladung
c. Panah                    
                                                                                                                                                                                  
KESIMPULAN
Dengan menggunakan alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan maka kekayaan laut kita dapat dimanfaatkan secara optimal, maksimal dengan menjaga kelestarian alam yang berkesinambungan dapat dimanfaatkan generasi sekarang dan dapat pula diwariskan kepada anak dan cucu kita pada generasi mendatang. Alat penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan seperti pukat hela (trawls), pukat tarik (seine nets), bom ikan, racun ikan, alat dengan tenaga listrik untuk membunuh ikan harus kita tinggalkan karena merusak ekositem dilaut karena tidak ramah lingkungan. Yales veva jayamahe NKRI.


Sumber :http://www.bpppbelawan.bpsdmkp.kkp.go.id/index.php/artikel/201-penggunaan-alat-penangkapan-ikan-ramah-lingkungan-upaya-melindungi-sumber-daya-ikan-di-laut

Kamis, 29 Desember 2016

Cantrang Diperpanjang hingga Juni 2017

SEMARANG – Sebagian nelayan sedikit bisa bernafas lega. Penggunaan alat tangkap cantrang kembali diperpanjang selama enam bulan. Dengan demikian, alat tangkap yang dilarang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015 ini masih boleh digunakan hingga 31 Juni 2017.
Belum ada surat keputusan atau surat edaran dari kementerian terkait perpanjangan tersebut. Namun Gubernur Ganjar Pranowo telah memastikannya setelah menelepon langsung Sekjen kementerian Kelautan dan Perikanan pada Selasa (27/12). “Saya telepon Sekjen (KKP), sudah ada kesepakatan itu. Enam bulan perpanjangan (tambahan) untuk pergantian alat tangkap,” kata Ganjar.
Menurutnya, enam bulan perpanjangan itu harus benar-benar dimanfaatkan oleh nelayan untuk mengganti alat tangkap dengan yang legal. Lantaran sebelumnya, sudah ada masa toleransi 14 bulan, Oktober 2015-Desember 2016. Ia berharap, semua nelayan di Jateng harus sudah menggunakan alat tangkap legal mulai Juli mendatang. Selain cantrang, Permen 2/2015 tersebut juga melarang alat tangkap pukat tarik.
Untuk mempermudah pergantian alat tangkap cantrang, rencananya pemerintah akan memberikan kredit lunak perbankan pada nelayan. Mereka yang masih punya utang juga akan diberikan kemudahan. Gubernur mengusulkan, cicilan pembayaran utang tak harus per bulan tapi per hasil tangkap. Sehingga lebih fleksibel dan mempermudah pembayaran.
“Sosialisasi akan dilakukan pada Januari nanti. Nelayan di Batang, Rembang, Pati, Jepara diajak mendengarkan bareng-bareng. Saya akan keliling bersama bank BUMN dan Kementerian kelautan dan Perikanan,” ujarnya. Bank BUMN sengaja diajak untuk melakukan sosialisasi. Harapannya, skema-skema kredit lunak bisa disampaikan secara langsung pada nelayan.
Dengan begitu proses pergantian alat tangkap cantrang dan pukat tarik bisa dilakukan secepat mungkin. Kepala Dinas kelautan dan Perikanan Jateng Lalu M Syafriadi mengatakan, pihaknya telah beberapa kali menyampaikan keluhan nelayan pada kementerian. Intinya, mereka membutuhkan tambahan waktu untuk pergantian alat tangkap.
Ia berharap, kejelasan perpanjangan penggunaan cantrang segera ada hitam di atas putih sehingga bisa dijadikan pegangan kebijakan. Kepala Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Bajomulyo Pati Jafar Lumban Gaol mengatakan, kapal yang menggunakan alat tangkap cantrang di Pati tercatat ada 800.
Dari jumlah itu, baru 80 kapal yang mengurus Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP). Sementara, hingga kini yang sudah proses melakukan penggantian alat tangkap baru 17 kapal. Jafar mengatakan, masih banyak kapal yang belum mau mengganti alat tangkap. Alasannya, pergantian alat tangkap membutuhkan biaya mahal. Sementara, masih banyak nelayan yang hingga kini masih punya tanggungan utang bank.
Salah seorang pemilik kapal asal desa Bindar, Kecamatan Juwana, Pati Teguh Utomo mengaku, sudah mengeluarkan dana Rp 4 miliar untuk mengganti alat tangkap dari cantrang ke purseseine (pukat cincin). Banyak komponen yang harus diganti, sehingga membutuhkan biaya mahal. Mulai dari jaring, gardan, freezer, lampu penarangan, hingga membayar tukang. “Proses mengganti alat tangkap itu membutuhkan waktu empat bulan,” ujar Teguh.(H81-96)

Sumber : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/cantrang-diperpanjang-hingga-juni-2017/

Jumat, 23 Desember 2016

Manfaat Terumbu Karang bagi Manusia dan Lingkungan


Terumbu karang memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Terumbu karang (coral reef) bukan sekedar menjadi tempat hidup dan berkembang biota laut belaka. Namun terumbu karang mempunyai fungsi dan peran yang tidak bisa diremehkan bagi lingkungan secara keseluruhan (baik di laut, pesisir, maupun darat), dan bagi kehidupan manusia.
Secara garis besar, fungsi dan manfaat terumbu karang bagi lingkungan dan manusia dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yakni manfaat secara ekologi, ekonomi, dan sosial. Manfaat secara ekologi mengandung arti sebagai peran terumbu karang dalam hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya.
                          Keindahan terumbu karang                              

Manfaat Terumbu Karang Secara Ekologi

Ekologi dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Sehingga manfaat terumbu karang secara ekologi berarti peran dan fungsi terumbu karang bagi lingkungan (alam sekitar) maupun bagi biota laut lainnya. Lingkungan dapat berupa habitat di sekitar terumbu karang berada maupun secara global, termasuk daerah pesisir dan daratan.
Terumbu Karang (Coral Reef)
Terumbu Karang menjadi tempat hidup berbagai biota laut
Secara ekologi, terumbu karang memiliki manfaat antara lain :
  1. Penunjang Kehidupan
    Sebagai sebuah ekosistem, secara langsung terumbu karang menjadi penunjang kehidupan berbagai jenis makhluk hidup yang ada di sekitarnya. Terumbu karang menyediakan tempat tinggal, mencari makan, dan berkembang biak bagi berbagai biota laut. Rusaknya terumbu karang akan berpengaruh langsung bagi kelangsungan hidup dan kelestarian berbagai hewan dan tumbuhan di laut.
  2. Sumber Keanekaragaman Hayati yang Tinggi
    Terumbu karang menjadi ekosistem dengan biodiversitas (keanekaragaman hayati) yang tertinggi dibanding ekosistem laut lainnya. Dengan tingkat biodiversitas yang tinggi maka terumbu karang menjadi sumber keanekaragaman genetik dan spesies. Keanekaragaman genetik menjadikan ditemukannya keberagaman variasi maskhluk hidup yang memiliki ketahanan hidup yang lebih tinggi. Sedang keanekaragaman spesies berarti akan semakin banyak jenis biota yang dapat dimanfaatkan.
  3. Pelindung Pantai dan Pesisir
    Terumbu karang, padang lamun, dan hutan bakau merupakan ekosistem yang saling terkait dalam melindungi pantai dan daerah pesisir. Terumbu karang mampu memperkecil energi ombak yang menuju ke daratan. Energi ini kemudian diperkecil lagi dengan adanya padang lamun dan hutan bakau (mangrove). Sehingga ombak tidak merusak pantai atau menyebabkan abrasi pantai. Dan ekosistem di pantai pun dapat terlindungi.
  4. Mengurangi Pemanasan Global
    Gas CO2, selain diserap oleh hutan, juga diserap oleh air laut. Malalui reaksi kimia dan batuan karang, CO2 akan diubah menjadi zat kapur yang bahan baku terumbu. Dalam proses yang disebut sebagai kalsifikasi ini, karang dibantu oleh zooxanthellae, tumbuhan bersel satu yang hidup di dalam jaringan tubuh karang.

Manfaat Terumbu Karang Secara Ekonomi

Terumbu Karang (Coral Reef)
Keindahan terumbu karang di taman laut
Terumbu karang, secara langsung maupun tidak langsung, menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat. Manfaat terumbu karang secara ekonomi tersebut antara lain :
  1. Sumber Makanan
    Terumbu karang menjadi tempat hidup dan berkembang biak berbagai biota laut. Tidak sedikit diantara biota tersebut yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber makanan oleh manusia. Seperti rumput laut yang dijadikan agar-agar, berbagai jenis ikan, udang, kepiting, dan teripang.
  2. Sumber Bahan Dasar untuk Obat dan Kosmetik
    Berbagai jenis alga dimanfaatkan dalam pembuatan kosmetik dan bahan pembungkus kapsul. Berbagai hewan laut pun diketahui memiliki senyawa kimia yang berguna sebagai bahan antibiotika, anti radang, dan anti kanker. Selain itu, diyakini, masih banyak lagi berbagai jenis biota laut yang belum tergali potensinya.
  3. Sebagai Objek Wisata
    Keindahan ekosistem terumbu karang membuat takjub wisatawan. Berbagai kawasan terumbu karang dijadikan Taman Laut, lokasi snorkeling dan menyelam, dan wisata laut lainnya.
  4. Sumber Mata Pencaharian
    Keberadaan terumbu karang menunjang perekonomian masyarakat sekitar. Masyarakat memiliki mata pencaharian baik sebagai nelayan, petani rumput laut, dan sebagainya. Pengembangan terumbu karang ,menjadi objek wisata pun mampu menciptakan berbagai lapangan pekerjaan bagi masyarakat mulai dari pemandu wisata, penginapan, penyewaan kapal, warung makan dan cinderamata, serta profesi-profesi lainnya.
  5. Sumber Bibit Budidaya
    Berbagai jenis ikan, teripang, dan rumput laut yang hidup di terumbu karang dapat dimanfaatkan sebagai bibit untuk budidaya.

Manfaat Terumbu Karang Secara Sosial

Secara sosial terumbu karang memiliki manfaat yang antara lain :
  1. Penunjang Kegiatan Pendidikan dan Penelitian
    Terumbu karang bermanfaat dalam kegiatan pendidikan terutama untuk mengenal ekosistem pesisir, mengenal tumbuhan dan hewan laut, dan pendidikan cinta alam. Selain itu terumbu karang berperan juga sebagai sarana penelitian.
  2. Sarana Rekreasi Masyarakat
    Terumbu karang dengan keindahannya dapat dijadikan sarana rekreasi oleh masyarakat.
Kerusakan Terumbu Karang
Kerusakan Terumbu Karang
Itulah berbagai peran dan manfaat terumbu karang baik bagi ekologi, ekonomi, maupun sosial. Mengingat besarnya manfaat yang dapat dirasakan oleh manusia, baik secara langsung amupun tidak langsung, maka perlu dijaga dan dilestarikan. Pun bagi terunbu karang yang rusak, seperti adanya pemutihan terumbu karang, perlu dilakukan upaya-upaya rehabilitasi. Sehingga berbagai manfaat terumbu karang tersebut akan tetap dapat dirasakan oleh manusia, saat ini dan pada masa yang akan datang.

Sumber : https://alamendah.org/2015/07/23/manfaat-terumbu-karang-bagi-manusia-dan-lingkungan/

Rabu, 21 Desember 2016

mFish, Asisten Nelayan Saat Melaut

Potret kehidupan nelayan selalu lekat dengan kemiskinan dan keterbelakangan. Mereka hidup dalam ketidakpastian, karena mengandalkan perahu kecil dan alat tangkap yang sederhana, sehingga hanya bisa melaut di perairan pantai.

Untuk mengetahui titik lokasi berkumpulnya ikan mereka hanya mengandalkan "insting", sehingga hasil tangkapan ikan terkadang tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Belum lagi ancaman bahaya angin kencang dan gelombang tinggi yang tak jarang mengancam keselamatan jiwa mereka. Para nelayan tradisional hanya mengandalkan gejala alam untuk memperkirakan cuaca.

Para nelayan Indonesia kini dapat memanfaatkan aplikasi mobile di ponsel pintar untuk memantau keadaan di laut guna mendorong produktivitas mereka. Hal itu dimungkinkan dengan memanfaatkan aplikasi " mFish " yang dikembangkan Tone asal Amerika Serikat dan didukung oleh operator telekomunikasi lokal XL Axiata.



mFish menyuguhkan tiga fitur apik yang bisa mendukung aktivitas para nelayan selama di laut. mFish ditenagai oleh fungsi navigasi yang bernama "Fish Finder". Sesuai namanya, fitur ini berfungsi melacak keberadaan ikan dan titik yang banyak dihuni plankton.
Kemudian fitur "Weather", yang memberi informasi terkait cuaca dan ketinggian ombak, serta fitur "Educational training video" yang mampu memberi penjelasan jenis ikan yang sudah langka hingga pemantauan kapal ilegal yang diprediksi masuk ke wilayah perairan lokal. mFish juga tak luput dari fitur obrolan (chatting) yang berguna untuk berbagi informasi sesama nelayan secara real time.



Aplikasi mFish ini juga memuat konten langkah-langkah yang bisa ditempuh nelayan yang terancam keselamatannya saat berlayar. Ada juga pengetahuan tentang budidaya perikanan sehingga tidak semua ukuran ikan bisa ditangkap nelayan alias harus ada yang disisakan untuk berkembang biak kembali. Juga memuat soal perkembangan harga ikan dipasar sehingga nelayan bisa memutuskan tangkapan mana yang diperbanyak karena harganya yang lebih menjanjikan. Aplikasi ini juga berguna buat pelestarian lingkungan terutama laut. Dengan mFish, nelayan akan lebih percaya diri saat melaut karena mengetahui informasi terkini dari laut yang menjadi mata pencahariannya.

Penerapan mFish turut bekerjasama dengan sejumlah lembaga swadaya masyarakat seperti RARE, Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI), dan LINI. 




Sumber : Dari berbagai sumber



Senin, 19 Desember 2016

Pentingnya Menjaga Kelestarian Terumbu Karang


Perlu kita sadari bahwa terumbu karang bukan hanya sebuah daya tarik wisata yang indah tetapi juga merupakan sumber kehidupan bagi makhluk-makhluk yang bergantung padanya. Kerusakan terumbu karang akan berdampak sangat buruk pada ekosistem bawah laut. Terumbu karang yang sehat merupakan dasar dari ekosistem laut tropis yang memberikan mata pencaharian, makanan dan kesenangan bagi jutaan orang di seluruh dunia.

Terumbu karang adalah salah satu ekosistem tertua di Bumi. Terumbu karang menyokong kehidupan beranekaragam spesies dan menyediakan sumber makanan dan tempat tinggal yang tak tergantikan. Hutan hujan tropis memainkan peran yang sama di daratan. Selain itu ekosistem terumbu karang juga menyediakan berbagai kebutuhan hidup manusia seperti perikanan, pariwisata, perlindungan garis pantai, dan hasil senyawa penting dalam pengembangan obat.


Terumbu karang sangat rentan, aktivitas manusia seperti snorkeling yang tidak hati-hati, penangkapan ikan yang merusak (seperti dengan racun atau bom ikan), dan membuang sampah di laut sembarangan dapat merusak bahkan membunuh karang. Terumbu karang membentuk penghalang alami yang melindungi garis pantai dari abrasi, sehingga secara tidak langsung melindungi pemukiman-pemukiman yang berada di daerah pesisir. Terumbu karang juga telah digunakan dalam pengembangan pengobatan kanker, HIV, penyakit jantung, penyakit kulit, dan berbagai penyakit lainnya.


Penangkapan ikan dengan bom ikan menghancurkan terumbu karang
Meskipun terumbu karang hanya mencakup kurang dari 1% dari permukaan bumi, tetapi itu adalah rumah bagi 25% spesies ikan laut diseluruh dunia. Banyak orang terutama yang bermukin di daerah pesisir sangat bergantung pada terumbu karang, terumbu karang merupakan sumber makanan, mata percaharian dan perlindungan alami garis pantai. Namun sayangnya sekitar 20% terumbu karang dunia telah rusak, dan kerusakan ini akan terus bertambah setiap tahunnya jika tidak dicegah. Hal ini terutama terjadi di Indonesia dan wilayah lain di Asia Tenggara.

Apakah anda ingin berperan serta dalam usaha menyelamatkan terumbu karang?. Anda bisa melakukan beberapa tindakan sederhana berikut :

Menghemat air
Semakin hemat air yang kita gunakan, semakin sedikit air limbah yang mencemari lautan kita. Hal ini tentu membantu mengurangi polusi.

Bepergian dengan jalan kaki, sepeda atau naik bis
Emisi bahan bakar fosil dari industri dan kendaraan menyebabkan pemanasan laut yang menyebabkan kerusakan luas terumbu karang.


Gunakan pupuk organik 
Meskipun tempat tinggal anda jauh dari ekosistem terumbu karang, pupuk kimia akan tetap mengalir ke dalam sistem air, mencemari laut, dan dapat membahayakan terumbu karang serta kehidupan laut didalamnya.

Membuang sampah pada tempatnya
Jangan biarkan tali pancing atau jaring tertinggal dalam air atau di pantai. Setiap jenis sampah mencemari air dan dapat merusak terumbu karang dan ikan.


Menanam pohon
Banyak pohon berarti akan mengurangi dampak pemanasan global, salah satunya adalah mengurangi peningkatan suhu air laut yang bisa merusak terumbu karang.


Menyelam yang aman dan bertanggung jawab 
Saat berenang dilaut jangan sentuh karang dan jangan biarkan jangkar perahu anda di karang. Kontak dengan karang tentu akan merusaknya dan jangkar pada terumbu karang bisa membunuhnya, oleh karenanya carilah dasar berpasir atau gunakan tambatan jika tersedia.



Sebarkan informasi
Sekarang kita sudah tahu betapa pentingnya terumbu karang bagi kehidupan. Sebarkan infromasi tersebut pada keluarga dan teman-teman anda. Ini akan mendorong orang lain untuk terlibat. Setiap orang yang peduli akan sangat berarti bagi kelestarian terumbu karang.


Sumber : http://sodventure.blogspot.co.id/2012/11/pentingnya-menjaga-kelestarian-terumbu-karang.html

Minggu, 18 Desember 2016

Mengenal Jaring Milenium



Saat ini jaring milenium sudah dikenal dan diketahui oleh para Nelayan sebagai Usaha Penangkapan. jaring Milenium ini merupakan Modifikasi dari alat tangkap Gillnet yang pertama kali ditemukan oleh salah seorang yang bernama H. Chartisah, dari lndramayu.  Kapal yang dimiliki H. Chartsah jumlahnya 26 kapal, dengan tonase kapal rata-rata 28 GT (gross ton). Rata-rata biaya operasional adalah Rp 30 juta untuk satu kali trip (kurang lebih 30-40 hari), sedangkan wilayah penangkapan sampai daerah Bengkulu dan Kalimantan Barat. Apabila bulan baik satu trip bisa mendapatkan nilai tangkapan sampai Rp 60-80 juta (sumber Aplikasi Data base teknologie tepat guna).
Selama ini para Pengysaha perikanan atau nelayan, Dalam melakukan kegiatan perikanan tangkap   selalu berusaha untuk mencari terobosan baru dalam usaha penangkapan melalui teknologi yg sesuai. Teknologi penangkapan ikan di beberapa daerah, dilakukan dengan beberapa cara, mulai menggunakan jaring gillnet (jaring insang)  Tramael net, maupun jenis set Net. Kondisi sumberdaya ikan di perairan tangkapan kalau dicermati sepertinya mulai minim, yang akhirnya membuat para nelayan berpikir untuk menyiasati kondisi yang demikian. Cara dan sikap yg dilakukan dalam Penyiasatan juga bermacam-macam, mulai pengiritan bahan bakar, menekan biaya operasional  sampai pemanfaatan alat tangkap yang optimal.
Nelayan di beberapa daerah mulai mencoba untuk  berusaha dan mengikuti jejak  Nelayan lainnya yg dikenal berhasil dan juga menemukan teknologi penangkapan yang efisien sejak tahun 1999 dengan nama jaring milenium. Jaring millenium sebenarnya adalah modifikasi dari Gill net-jaring insang, cuma mengalami modifikasi pada senarnya, kalau pada umumnya pakai senar yang mono, sekarang menggunakan senar  yang berserat atau poll;  jaring millenium berbentuk empat persegi panjang yang  dilengkapi pelampung, pemberat tali ris atas dan tali Ris bawah.
Dalam usaha penangkapan yang berkembang saat ini ternyata Jaring Gillnet yang satu ini sangat lain.Pada wilyah tertentu  seperti  jawa barat, bahwa Untuk mencapai hasil tangkapan yang lebih baik, Ternyata para nelayan seperti di Cirebon, Indramayu, dan sekitarnya sudah mulai memanfaatkan jaring milenium (fishing net mono-multifilament) yang terbuat dari nylon multifilament twine. Jaring jenis ini menghasilkan tangkapan 10 kali lipat lebih banyak ketimbang jaring biasa.
Mengenal Jaring Milenium

Saat ini Jaring millenium tersebut, sudah banyak digunakan oleh nelayan khususnya di pantura, keuntungan dari jaring milenium ini adalah: tidak mudah tersangkut, umumya relatif lama bisa sampai 10-12 tahun, dan perawatannya mudah, selain itu sejak memakai jaring milleium ini pendapatan nelayan rata-rata meningkat secara signifikan.
Jaring millenium juga tidak dapat kusut dibandingkan dengan jaring mono, selain itu jaring mono cepat rusak. Harga jaring millenium adalah Rp 7.200,- per Kg. 1 tali jaring adalah 8-10 senar (poli) orang atau nelayan di beberapa daerah banyak menyebutkannya dengan fly. Ukuran 1 senar ukurannya 0,2 mm. Jaring millenium ini dari pabrik sudah dibuat jadi dengan berbagai ukuran mulai 3-4 inchi mata jaringnya, jadi nelayan tinggal  menentukan tali risnya dari bentuk mentang, agak ngantong atau tegak. Pabriknya ada di kota Cirebon dan Bandung, karena pada umumnya jaring ini lebih banyak digunakan oleh nelayan daerah Jabar.
Jaring millenium ini punya beberapa hal yg perlu diperhatikan, supaya agar tetap awet, yaitu tidak boleh kena minyak apapun, dan tidak boleh kena sinar matahari langsung, sehingga apabila tidak dipakai jaring ini biasanya langsung ditutupi dengan terpal. Jaring millenium berwarna putih yang terdiri dari badan jaring, tali pelampung, tali pemberat, pelampung utama, pelampung dan pemberat. Pelampung terbuat dari plastik yang berbentuk silinder atau berbentuk segi empat dari 1 busa dan diikat pada tali pelampung. Jarak antar pelampung sekitar 2-3 m. Pemberat yang digunakan untuk jaring millenium terbuat dari batu/batu semen. Tali ris terdiri dari 1 tali ris atas dan tali ris bawah.
Tali ris berfungsi sebagai tempat menggantung badan jaring baik pada bagian atas maupun bagian bawah. Tall ris atas juga sebagai tempat melekatnya tali pelampung, agar jaring tetap mengapung sesuai dengan kedalamannya yang arah pintalannya berlawanan terbuat dari polyethylen/PE.
Tali pelampung berfungsi sebagai tempat melekatkan pelampung sedangkan tali pemberat berguna untuk menggantungkan pemberat yang diikatkan dengan tail ris hawai. Tali pemberat terbuat dari PE. Pelampung yang digunakan pada jaring millenium terdiri dari pelampung tanda dan pelampung badan jaring. Pelampung tanda terbuat dari polyvinylchloride/ PVC (pelampung sintesis) diameter 30 cm dipasang pada tali ris atas.
Pelampung yang diikatkan pada badan jaring terdiri dari 2 jenis, yang pertama yaitu pelampung tanda terbuat dari PVC diameter 15 cm sedangkan bagian bawahnya dipasang pemberat dari batu semen seberat 2 Kg dengan tali sepanjang kurang lebih 20 cm. Pelampung yang kedua adalah pelampung yang
terbuat dari PVC diameter 10 cm dengan jarak pelampung 2 meter. Pemberat  yang dipasang pada jaring terbuat dari batu semen. Jumlahnya tergantung posisi jaring, tenggelam atau terapung  Ukuran mata jaring terserah, sesuai dengan keinginan nelayan.
Kebanyakan nelayan menggunakan ukuran mata jaring 4 inchi, dengan simpul 2. Jaring melayang biasanya satu piecenya rata-rata sampai 200 meter dengan 210 mata. Sedangkan yang jaring dasar dengan panjang 200 meter, dengan 105 mata.
Apabila jaring agak tegak maka yang dijaring biasanya jenis ikan cucut, tetapi apabila jaringnya mentang yang didapat biasanya jenis ikan tenggiri.
Panjang keseluruhan jaring milenium ini biasanya sampai 6000 meter, lebar jaring ini biasanya 8 depa atau 12 meter.

Sumber: Media Penyuluhan Perikanan